 |
| Foto: dok Pohaci |
Oleh: Desty Nursyiam
Grup musik Pohaci merupakan kelompok seni karawitan asal Sumedang yang berfokus pada pelestarian dan pengembangan berbagai genre musik tradisi Sunda. Dibentuk pada tahun 2020 oleh komposer sekaligus pemilik Panthera Studio, Raden Bangun Nurraga, grup ini beranggotakan sepuluh orang musisi yang aktif menampilkan karya-karya inovatif di berbagai panggung seni di Indonesia.
Pada Selasa, 4 November 2025, Pohaci akan tampil dalam rangkaian acara Jabar Etno Fest 2025: Revitalisasi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia di Jawa Barat. Acara ini berlangsung di Induk Pusat Pemerintahan Sumedang mulai pukul 08.00 WIB hingga 22.00 WIB, menghadirkan 21 sanggar dan 424 seniman yang akan menampilkan berbagai bentuk kesenian, seperti Seni Kuda Renggong, Pasanggiri Tari Jaipong Rampak se-Jawa Barat, Oratorium Tari Kolosal, Orkestra Tarawangsa dengan musik inovasi, serta drama musikal “Kabayan Masagi: Petualangan Jejak Si Kabayan. Sebagai penutup acara akan dimeriahkan oleh bintang tamu Ade Astrid.
Dalam kegiatan ini, program Pohaci dikoordinir oleh Winda Ayu Ghaniyah, yang berperan mengatur jalannya persiapan dan koordinasi tim selama keikutsertaan Pohaci di Jabar Etno Fest 2025.
Menurut penuturan Raden Bangun Nurraga, dalam garapan kali ini Pohaci berkolaborasi dengan rampak tarawangsa dari komunitas Tarawangsa Rancakalong yang dipimpin oleh Abah Abun. Pertunjukan ini memadukan seni tarawangsa dengan berbagai genre kesenian Sunda lainnya seperti Celempungan dan Ketuk Tilu, dibawakan oleh delapan musisi delegasi Pohaci: Rizal (kendang), Bunga (rebab dan vokal), Winda (gambang), Anggi (tarompet), Desty (ketuk, vokal, dan kecrek), Julaeha (kacapi), Kharisma (kacapi rincik dan kecrek), serta Mita (goong).
Selain itu, tarawangsa juga akan berkolaborasi dengan band etnik Srawa Project, menciptakan dialog musikal lintas tradisi dalam bingkai bertajuk “Harmoni Tradisi, Melodi Masa Depan.”
Editor: dpebriansyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar