Oleh: Desty Nursyiam |
Flyer Juarta Putra Tour (foto: Anggi Nugraha) |
Seni Reak akan kembali mengguncang panggung dunia. Kali ini kelompok Juarta Putra berkesempatan lagi untuk menjajal panggung Eropa. Menurut Anggi Nugraha dari Juarta Putra, sejak tahun 2015, banyak para penggiat seni bahkan musisi yang berasal dari belahan Dunia tertarik dan datang ke Bandung Timur untuk menyaksikan pertunjukan kesenian Reak, sebuah kesenian yang belum pernah mereka saksikan sebelumnya. Diantara mereka, ada pula seorang promotor musik dunia yang tertarik dan menganggap bahwa seni Reak dapat disetarakan dengan berbagai seni lain dari berbagai belahan dunia. Akhirnya, pada tahun 2022 seni Reak Juarta Putra berhasil mengisi salah satu acara Festival terbesar ke-2 di Dunia, yaitu Roskilde Festival. Kegiatan tersebut membuka peluang lain bagi kelompok seni Reak Juarta Putra untuk terus memperkenalkan kesenian Indonesia di kancah Internasional.
Pada tanggal 4 November 2024 ini Juarta Putra akan berangkat kembali menuju Benua Eropa untuk melaksanakan Reak Invasion Tour. Dalam waktu 2 minggu, mereka akan mengunjungi beberapa acara di berbagai Negara, diantaranya: Denmark, Netherland dan Norwegia.
Reak Djimat yang akan diresmikan di Eropa (foto: Anggi Nugraha) |
Kegiatan Reak Invasion Tour ini disupport oleh KEMENDIKBUD RISTEK RI dalam program Manajemen Talenta Nasional (MTN) 2024. Delegasi yang berangkat dalam tour kali ini hanya 4 orang yaitu Anggi Nugraha, Wawan Setiawan, Ridwan Juniadi, Mahesa Rachmawan. “Selain itu, saya juga akan meresmikan kelompok seni Reak cabang Denmark bernama Djimat. Oleh karena itu kami berangkat berempat, karena Juarta Putra akan berkolaborasi dengan kelompok Reak Djimat yang beranggotakan para Bule Denmark” ucap Anggi.
Reak Djimat merupakan satu kelompok yang diinisiasi oleh Anggi Nugraha dan kawannya yaitu Jonas Snoleoparden. Adanya kelompok Reak di Denmark merupakan salah satu upaya Anggi dalam pelestarian kesenian Sunda khususnya Reak, membangun sebuah hubungan diplomatik, dan satu wadah untuk eksplorasi musik bersama para musisi Dunia.
Djimat jika menurut Bahasa merupakan sesuatu yang dikaitkan dengan kekuatan religius. “Djimat dalam bahasa Sunda merupakan sebuah benda yang diyakini memiliki kekuatan atau keberuntungan magis. Jika dalam kehidupan sehari-hari mah, Djimat teh simbol ungkapan “menitipkan” suatu kepercayaan atau harapan. Jadi, Djimat itu sebuah harapan agar benar-benar terimplementasikan keberuntungan untuk keberlanjutan Seni Budaya khususnya Reak, bukan hanya di Indonesia, tapi di Denmark dan Dunia.” Pungkas Anggi.
Reak merupakan kesenian yang lahir dari kehidupan masyarakat agraris yaitu petani padi. Kesnian ini biasanya muncul ketika upacara panen padi. Reak ditabuh ketika masyarakat petani bergotong royong membawa hasil panenya menuju lumbung. Seiring dengan berjalannya waktu, kehadiran sawah dan huma kian menghilang maka seni Reak beralih fungsi menjadi seni pertunjukan hiburan bagi masyarakat. Seni Reak bisa disaksikan secara langsung saat ini di wilayah Cinunuk, Ujung Berung, Cibiru, Cileunyi dan sekitarnya.
Meski seni Reak telah mengalami perubahan fungsi namun aktivitasnya kini mendapat apresiasi yang baik oleh masyarakat Dunia, hingga lintas Benua. Sementara itu menurut Anggi, apakah sudah dapat diterima dengan baik di Negerinya sendiri? Harus selalu diingat, bahwa lestari itu bukan tugas para senimannya saja melainkan tugas kita bersama. Hadirnya kelompok Seni Reak di Denmark semoga menjadi motivasi bagi para penggiat seni lokal, khususnya seni Reak untuk tetap eksis, bertahan dalam melestarikan warisan leluhur.
Editor: dpebriansyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar